Selasa, 29 Juli 2008

ada DIA

Tergeletak lemas di tempat tidur selama 4 hari. Entah apa yang salah dengan tubuh saya kali ini. Saya sadar betul hidup jauh dengan orang tua harus menjaga diri sebaik2nya. Makan, istirahat, pikiran dan jiwa harus betul2 dimaintenance. Jujur kalau boleh saya berkata, pekerjaan yang sekarang tidak seberat yang dulu ketika jiwa ini begitu terkekang dan tidak ada kebebasan untuk berekspresi karena bagitu banyaknya aturan. Aturan yang sebenarnya membuat saya muak, dan kemuakan itu berlanjut kepada semua orang di ruangan itu. Atau bahkan pada semua orang di gedung itu.

Sekarang saya harus lebih banyak tahu diri. Tuhan masih begitu sayang dengan hambanya yang terkadang punya tingkah aneh. Saat senang malah lebih sering mendekatkan diri. Mungkin saya termasuk orang yang angkuh, bukan mungkin tapi memang. Dan saya sulit sekali menghilangkan kebiasaan jelek ini. Saat jiwa ini buntu dan tidak tahu kemana saya lebih senang berkutat dengan masalah saya dan tidak berniat membicarakannya dengan siapapun. Termasuk dengan Tuhan saya. Saya juga harus me- mind set supaya jangan angkuh terhadapNya. karena nanti tak akan ada yang menolong ketika saya 'sendiri' ditanyai disana. Alhamdulillah sekarang saya mulai sedikit membuka diri ketika ada sesuatu yang harus dibicarakan. Ada DIA yang selalu mendengarkan dan memberi jalan dengan petujuk yang yang selalu saya yakini. Kalau boleh, seharusnya DIA adalah yang paling saya cintai sekarang. Melebihi siapapun. Dan untungnya saya selalu yakin di suatu saat nanti bahagia akan terucap. Walau tolak ukur bahagia tidak akan pernah ada.